Entah karena sekian bulan nggak pernah diservis secara rutin atau sekian lama tidak pernah dibersihin sama sekali. Yang pasti sang motor malam itu protes berat dengan sang majikan, yang bisanya hanya menaiki dan tahunya asal motor masih bisa jalan, ngapain diservis, prinsip ekonomis ( atau pelit ) harus dijalankan. Yah ini lah malam pembalasan sang motor terhadap juragannya..he..he..he..
Sang pemuda bukanlah tanpa usaha, dia sudah berusaha mencopot dan membersihkan busi motornya, dengan kain gombal dan sedikit menggunakan amplas yang ada dibawah jok motornya untuk membersihkan kotoran yang ada dibusi, dengan harapan pengapian pada busi menjadi lebih baik.
Sang pemuda bukanlah tanpa usaha, dia sudah berusaha mencopot dan membersihkan busi motornya, dengan kain gombal dan sedikit menggunakan amplas yang ada dibawah jok motornya untuk membersihkan kotoran yang ada dibusi, dengan harapan pengapian pada busi menjadi lebih baik.
Tapi usahanya sia-sia, walaupun dia sudah memasang busi kembali dan menstater baik stater tangan mau pun mengenjot kick stater berulang-ulang sampai akinya tekor dan kakinya pegel. Akhirnya dia terduduk lemas karena kecapekan di samping motornya. Dan sebatang rokok pun ia sulut, sambil beristirahat sejenak.
Setelah merasa cukup istirahatnya, akhirnya dia pun menuntun sang motor. Jarak rumah masih sekitar 5 km. Jalan juga sudah tidak banyak kendaraan dan orang berlalu lalang. Sambil berjalan dia bersenandung dan bersiul-siul untuk menghabiskan waktunya, karena dia pikir itulah yang bisa dilakukan di situasi saat ini, berharap ada bengkel buka, juga adalah hal ajaib dan mustahil.
Setelah merasa cukup istirahatnya, akhirnya dia pun menuntun sang motor. Jarak rumah masih sekitar 5 km. Jalan juga sudah tidak banyak kendaraan dan orang berlalu lalang. Sambil berjalan dia bersenandung dan bersiul-siul untuk menghabiskan waktunya, karena dia pikir itulah yang bisa dilakukan di situasi saat ini, berharap ada bengkel buka, juga adalah hal ajaib dan mustahil.
Dinginnya malam tidak dia rasakan, bahkan jaketnya pun ia lepas, yah namanya harus menuntun motor pastilah banyak tenaga yang harus ia keluarkan dan berkeringatlah dia.
Anto saja ya kita beri nama pemuda, dia seorang pemuda berumur 25 tahun. Dia memiliki kemampuan untuk melihat MG, walaupun tidak setiap saat bisa melihat, tapi khusus untuk malam ini dia tidak bisa menghindari melihat banyak penampakan.
Anto saja ya kita beri nama pemuda, dia seorang pemuda berumur 25 tahun. Dia memiliki kemampuan untuk melihat MG, walaupun tidak setiap saat bisa melihat, tapi khusus untuk malam ini dia tidak bisa menghindari melihat banyak penampakan.
Dalam perjalananan pulang ke rumah, ia pun melihat beberapa penampakan yang terpampang nyata di dalam perjalanannya, ada pocong, sundel bolong, kuntilanak, tuyul,gendruwo, siluman dan lain-lain. Tapi dia tidak pedulikan , karena para MG juga tidak mengganggunya. Hanya ada yang iseng menyapanya, " Mogok ya bro????," Si Anto pun cuma nyengir kayak kuda..ha..ha..ha..
Setelah 1 jam ia berjalan menuntun motornya, kurang lebih 1 km lagi mendekati kampungnya, tiba-tiba terdengar suara melengking tinggi menyeramkan " Hiiiii...hiiiii...hiiiiii" disusul bau melati diselingi bau tidak sedap juga. Anto pun berhenti sebentar, kemudian melihat-lihat di sekelilingnya, dan dilihatnya mbak Kunti dengan wajah seram terbaiknya dan pakaian seragam dinasnya, sedang duduk ongkang-ongkang kaki di sebuah dahan pohon mangga dipinggir jalan yang akan ia lewati, menatapnya sambil menyeringai lebar menyeramkan. Karena sudah terbiasa melihat begituan, Anto pun cuek saja, setelah itu kembali ia menuntun motornya melewati pohon mangga itu, sambil berkata " Numpang lewat ya mbak... ".
Belum berselang 5 menit ia berjalan, terdengar lagi suara " Hiiii...hiiii...hiiii.... ", ternyata mbak kunti lagi sedang berdiri di samping pohon sukun, memandangi Anto, tersenyum "manis" dengan mulut yang sobek sampai mendekati telinga. Anto dengan santainya melewati mbak kunti itu, sambil berkata, "Maaf ya, saya numpang lewat saja, tolong jangan ganggu saya!".
Setelah 1 jam ia berjalan menuntun motornya, kurang lebih 1 km lagi mendekati kampungnya, tiba-tiba terdengar suara melengking tinggi menyeramkan " Hiiiii...hiiiii...hiiiiii" disusul bau melati diselingi bau tidak sedap juga. Anto pun berhenti sebentar, kemudian melihat-lihat di sekelilingnya, dan dilihatnya mbak Kunti dengan wajah seram terbaiknya dan pakaian seragam dinasnya, sedang duduk ongkang-ongkang kaki di sebuah dahan pohon mangga dipinggir jalan yang akan ia lewati, menatapnya sambil menyeringai lebar menyeramkan. Karena sudah terbiasa melihat begituan, Anto pun cuek saja, setelah itu kembali ia menuntun motornya melewati pohon mangga itu, sambil berkata " Numpang lewat ya mbak... ".
Belum berselang 5 menit ia berjalan, terdengar lagi suara " Hiiii...hiiii...hiiii.... ", ternyata mbak kunti lagi sedang berdiri di samping pohon sukun, memandangi Anto, tersenyum "manis" dengan mulut yang sobek sampai mendekati telinga. Anto dengan santainya melewati mbak kunti itu, sambil berkata, "Maaf ya, saya numpang lewat saja, tolong jangan ganggu saya!".
Anto memang seorang pemberani, dan sudah terbiasa dengan hal-hal seperti itu, maka dia tidak menjadi panik dan ketakutan. Eh ternyata mbak kuntinya menjawab, " Hiiii...hiiii..hiii.. silahkan.. hiii..hiii.." kemudian menghilang.
Anto pun melanjutkan perjalanannya, jarak menuju kampungnya sudah semakin dekat, membuat dia semakin bersemangat menuntun motornya, jalan yang tadinya gelap, sekarang menjadi lebih terang, karena sudah semakin banyak rumah yang ada yang memasang lampu penerangan jalan. 10 menit, akhirnya sampailah dia di pintu gapura kampungnya, tapi ya namanya sudah dini hari ya sudah tidak ada orang yang bangun.
Anto pun melanjutkan perjalanannya, jarak menuju kampungnya sudah semakin dekat, membuat dia semakin bersemangat menuntun motornya, jalan yang tadinya gelap, sekarang menjadi lebih terang, karena sudah semakin banyak rumah yang ada yang memasang lampu penerangan jalan. 10 menit, akhirnya sampailah dia di pintu gapura kampungnya, tapi ya namanya sudah dini hari ya sudah tidak ada orang yang bangun.
Kampung tempat tinggal Anto, masih banyak lahan tanah yang kosong yang ditumbuhi pohon-pohon ukuran cukup besar yang rimbun, jadi masih harus melewati jalan yang agak gelap sebelum sampai di rumahnya, karena sedikit lampu penerangan. Kebetulan jalan itu agak menurun sekitar 100 meteran, jadi dia menaiki motornya sambil sedikit mendorong, meluncurlah sang motor. Lumayan irit tenaga pikirnya.
Melewati jalan yang gelap itu, Anto mulai merasakan sesuatu yang aneh, motornya terasa melambat, padahal jalannya menurun, dan terciumlah bau melati kembali. Lalu ia menengok ke belakang melalui kaca spion dan astaga ternyata mbak kunti yang tadi ikut membonceng dibelakangnya. Anto kaget dan segera mengerem motornya, sedangkan Mbak Kunti, sambil tertawa-tawa hiiii..hiii..hiii dengan ringannya terbang menjauh dan hinggap di salah satu pohon besar.
Anto kemudian memandangi mbak kunti dengan marah. Dia berkata, "Pergi sana jangan ganggu aku, yang kayak kamu dan lebih seram di rumahku sudah banyak tahu!!!" Mbak kunti hanya tertawa-tawa dan meloncat dari satu pohon ke pohon yang lain. Anto yang sudah marah, melempari mbak Kunti itu dengan batu kerikil yang ia dapati di sekelilingnya.
Melewati jalan yang gelap itu, Anto mulai merasakan sesuatu yang aneh, motornya terasa melambat, padahal jalannya menurun, dan terciumlah bau melati kembali. Lalu ia menengok ke belakang melalui kaca spion dan astaga ternyata mbak kunti yang tadi ikut membonceng dibelakangnya. Anto kaget dan segera mengerem motornya, sedangkan Mbak Kunti, sambil tertawa-tawa hiiii..hiii..hiii dengan ringannya terbang menjauh dan hinggap di salah satu pohon besar.
Anto kemudian memandangi mbak kunti dengan marah. Dia berkata, "Pergi sana jangan ganggu aku, yang kayak kamu dan lebih seram di rumahku sudah banyak tahu!!!" Mbak kunti hanya tertawa-tawa dan meloncat dari satu pohon ke pohon yang lain. Anto yang sudah marah, melempari mbak Kunti itu dengan batu kerikil yang ia dapati di sekelilingnya.
Mbak kunti pun terbang ke sana kemari menghindari lemparan batu dari Anto seperti seorang ninja yang meloncat dengan gesitnya ke kiri dan ke kanan. Seakan-akan dia mengejek Anto karena lemparan batunya tidak mengenai dirinya ...hiiii..hiiii..hiiii..nggak kena..nggak kena..hiiii..hiiii.... sambil memamerkan senyuman seramnya yang paling manis.
Diperlakukan seperti itu, jengkel sekali Anto. Sudah kecapekan menuntun motor mogok jauh-jauh, eh malah digodain sama si kunti jelek. Akhirnya, Anto pun mengeluarkan mantra pengusir Makhluk Gaib yang diajarkan kakeknya, Setelah berdoa memohon pertolongan Tuhan, lalu telapak tangannya disatukan di depan dadanya, seperti orang bersemedi tapi posisi berdiri ,lalu membaca mantra-mantra . Kemudian dia mengambil tanah segenggam dari warung.. eh salah
.. dari jalan, lalu dilemparkannya ke arah posisi kunti nangkring di dahan pohon. Hebatnya, si Kunti seperti merasa ada hawa panas yang akan membakar dirinya yang berasal dari tanah yang dilemparkan Anto, " Aduh.. panas..hiiii..hiii.. panas..hiii..hiii... Ampun..hiii..hii..hiii , sambil terbang menjauh menghindari lemparan tanah berikutnya.
Mungkin lagi sial si mbak Kunti, waktu dia terbang meloncat ke dahan pohon berikutnya..tiba-tiba....krakkkkk...bresss...dahan pohon itu patah, lalu jatuh ke bawah, lumayan tinggi posisi dahan itu. Patahnya dahan pohon itu, membuat mbak kunti juga ikut-ikutan terjatuh dengan kerasnya. Sejenak Anto melihat sepertinya mbak kunti seperti mengaduh kesakitan.. "hiiii..hhiiii..
Diperlakukan seperti itu, jengkel sekali Anto. Sudah kecapekan menuntun motor mogok jauh-jauh, eh malah digodain sama si kunti jelek. Akhirnya, Anto pun mengeluarkan mantra pengusir Makhluk Gaib yang diajarkan kakeknya, Setelah berdoa memohon pertolongan Tuhan, lalu telapak tangannya disatukan di depan dadanya, seperti orang bersemedi tapi posisi berdiri ,lalu membaca mantra-mantra . Kemudian dia mengambil tanah segenggam dari warung.. eh salah
.. dari jalan, lalu dilemparkannya ke arah posisi kunti nangkring di dahan pohon. Hebatnya, si Kunti seperti merasa ada hawa panas yang akan membakar dirinya yang berasal dari tanah yang dilemparkan Anto, " Aduh.. panas..hiiii..hiii.. panas..hiii..hiii... Ampun..hiii..hii..hiii , sambil terbang menjauh menghindari lemparan tanah berikutnya.
Mungkin lagi sial si mbak Kunti, waktu dia terbang meloncat ke dahan pohon berikutnya..tiba-tiba....krakkkkk...bresss...dahan pohon itu patah, lalu jatuh ke bawah, lumayan tinggi posisi dahan itu. Patahnya dahan pohon itu, membuat mbak kunti juga ikut-ikutan terjatuh dengan kerasnya. Sejenak Anto melihat sepertinya mbak kunti seperti mengaduh kesakitan.. "hiiii..hhiiii..
aduh..sakit..hiii..hiii.." tapi suaranya pelan sekali, tidak seperti sebelumnya melengking tinggi menyeramkan, setelah itu melesat kembali terbang dan menghilang. Anto yang melihat pemandangan itu tertawa terpingkal-pingkal sampai sakit perutnya
, baru kali ini dia melihat pemandangan seperti itu, dan yang bikin dia tertawa terbahak-bahak adalah waktu melihat mimik wajah kunti yang kesakitan dan kaget waktu ikut jatuh ke tanah karena dahan pohon yang ia hinggapi patah, dan mengaduh kesakitan.
Beberapa menit Anto tertawa terkekek-kekek sampai perutnya sakit, menahan geli yang amat sangat lucu. Setelah tenang lalu dia berdoa sebentar mengucap syukur atas pertolonganNya. Lalu dia menuju ke motornya, dan menuntunnya ke rumahnya.
Terima Kasih, semoga terhibur..
Hanya ingin mencoba sesuatu yang lain
, baru kali ini dia melihat pemandangan seperti itu, dan yang bikin dia tertawa terbahak-bahak adalah waktu melihat mimik wajah kunti yang kesakitan dan kaget waktu ikut jatuh ke tanah karena dahan pohon yang ia hinggapi patah, dan mengaduh kesakitan.
Beberapa menit Anto tertawa terkekek-kekek sampai perutnya sakit, menahan geli yang amat sangat lucu. Setelah tenang lalu dia berdoa sebentar mengucap syukur atas pertolonganNya. Lalu dia menuju ke motornya, dan menuntunnya ke rumahnya.
Terima Kasih, semoga terhibur..
Hanya ingin mencoba sesuatu yang lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar